Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

PENGADUAN SANG RAKYAT JELATA

Aku  bukan elitis Aku bukan politikus Bukan provokator yang hebat menarik dan mempengaruhi massa Bukan pemimpin pergerakan ternama Aku tak ingin terlalu banyak bicara Aku hanya merasa selalu ingin mendengar Mendengar keluh kesah sesama teman rakyat jelata Aku tak ingin pula terlalu banyak dilihat Dan tak ingin banyak tampil di muka umum seperti para pemimpinku kini Oh, mungkin juga tidak karna kulihat pemimpinku justru banyak diam Entah diam karna itu sifatnya Atau memang dia terlalu dingin untuk mendengar dan hanya berpaku pada egonya Aku ada di tempat ini karna trima kasihku pada negeri yang telah mendidik dan membesarkanku karna janjiku pada tetuaku untuk menjaga rumah ini membuatnya selalu berjaya bukan lagi bangga atas kejayaan tempo dulu yang telah dibuat para leluhur Aku sangat berhutang budi pada negeri ini yang mendidik dan menempaku menjadi seorang pejuang Pejuang yang ingin mempertahankan kejayaan negerinya Pejuang yang tak ingin negerinya hancur

Idealisme “Bali Ndeso, Mbangun Ndeso” : Masihkah Berlaku di Zaman Sekarang?

Di sebuah daerah di selatan Jawa Tengah, seorang anak menjunjung motivasi besar melanjutkan pendidikannya di sebuah kampus ternama di Kota Kembang. Kampus yang konon katanya menjadi cikal bakal lahirnya para pemimpin idealis bangsa. Hingga akhirnya, suatu ketika semesta merestui kehendaknya. Sebuah status baru tersemat dalam dirinya, status sebagai mahasiswa Ganesha.  Hanya satu angan yang digantung dalam langit asanya, kebanggaan sebagai putra daerah yang suatu saat dapat kembali membangun daerah asalnya. Suatu pengabdian untuk dapat berkontribusi bagi kemajuan daerahnya. Itulah mimpi yang ingin dijaganya. Contoh mimpi dan harapan dari seorang anak yang ingin membangun daerahnya. Akan tetapi masihkah banyak anak-anak daerah lain memiliki mimpi yang sama untuk daerahnya? Masihkah ada cita-cita putra daerah untuk mengabdi bagi daerahnya? Bagi saya, mimpi membangun daerah terlalu mahal saya dapatkan di zaman modern seperti saat ini. Terlebih di benak para mahasiswa, persai

Politik itu Kejam Tergantung Penguasanya

“Calon KAPOLRI ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK”. Itulah sebuah headline berita di salah satu stasiun TV swasta yang menemani santap sore saya hari ini. Muak rasanya saya sebagai masyarakat terdidik bangsa ini hanya terus mendengar kecemaran para pejabat bangsa ditampilkan secara luas kepada khalayak publik. Pantas saja banyak orang tua tak ingin anaknya masuk ke dunia politik jika yang mereka konsumsi setiap hari hanya tontonan tentang orang-orang terhormat pimpinan negeri ini yang harus berurusan dengan KPK dan berakhir di jeruji besi. Kecuali jika bapak ibunya adalah petinggi partai atau sudah mengenyam karir di dunia politik, tak apalah kalau anaknya menjadi politikus untuk meneruskan generasi politikus di keluarganya. Jika saya saat ini telah menjadi orang tua, saya justru tak ingin menjadi orang tua yang skeptis. Kalau anak saya ingin berkarir di dunia politik, ya silahkan saja. Berkarirlah dengan benar dan takut akan Tuhan. Luruskan tujuan memang untuk menjadi a