BEKERJA DENGAN NURANI ?

Mata hanya terus bisa melihat
Mulut hanya terus berkata
Tangan hanya terus menulis dan mengetik
Kaki hanya terus melangkah
Telinga juga masih saja mendengar
Nafas pun mengalir tak lagi memiliki irama
Tak peduli polusi apa yang telah meracuninya
Pikiran hanya terus memforsir,
menginterpretasi setiap arti,
dan mencari makna dari tiap ilusi

Hingga akhirnya lelah menjadi teman di malam sepi
Jenuh menjadi tamu yang datang silih berganti
dan keluhan hanya jadi sahabat yang menemani

Namun apakah nurani masih merasa
Merasakan arti dari setiap gerakan raga
ataukah jiwa dan raga tak lagi berintegrasi dalam satu ruang
Bagai robot yang dicipta tuk berproduksi
Hingga akhirnya diri menyadari
Apakah arti keringat dan perasan otak selama ini?
Hanyakah demi sodoran misi yang tak tahu arah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEMAHASISWAAN ITB DI MATA NYOMAN ANJANI: SANG PEMIMPIN PERGERAKAN MAHASISWA ITB

YAKIN BERHIJAB?

PENGORBANAN SELALU MEMBUTUHKAN HARGA