AKU PULANG

Ditemani senja Bandung
Diantara gerimis air hujan yang mulai membasahi aspal Jalan Dago
Aku memutuskan kembali ke rumah
Rumah yang terpisah 156 km dari titikku sekarang berdiri
Di mana aku dapat melepas letihku pada seorang yang telah menunggu di rumah

Perjuanganku hari ini telah usai
Entah kapan aku akan kembali disini untuk berjuang
Hari ini seseorang membuatku tersadar
Di saat tantangan itu datang menghampiriku
Untuk merenggangkan jarak antara aku dan mimpiku
Apakah aku mau berjuang untuk menghapus jarak?
Ataukah kuserahkan saja semua pada takdir yang membawaku?

Pertanyaan itu terus menghantui pikiranku malam ini
Empat jam perjalanan, mataku hanya tertuju pada kerlip lampu mobil dan truk yang bersliweran di jalan tol
Tak kusadari bahkan sebentar lagi aku telah tiba di tempat yang kusebut rumah

Aku pulang
Aku pulang dengan semangat yang padam
Aku pulang dengan harapan yang telah surut
Aku pulang dengan tangan kosong
Aku pulang membawa seluruh kegelisahan yang ingin kubagi denganmu
Bolehkah aku bersandar di pundakmu
untuk melepas seluruh lelahku hari ini
Bisakah kau pinjamkan tanganmu
untuk menghapus semua tetes air mata yang tertahan
Izinkan aku dengar makian dan kata-kata kerasmu
untuk menampar aku yang pengecut dan menyerah
agar semangatku kembali lagi di esok hari


Komentar

Postingan populer dari blog ini

YAKIN BERHIJAB?

KEMAHASISWAAN ITB DI MATA NYOMAN ANJANI: SANG PEMIMPIN PERGERAKAN MAHASISWA ITB

EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEBAGAI BENTUK PENJAJAHAN KAPITALIS ASING DI ERA MODERN