SINGLE FACTOR
Selama
ini aku mengenalnya sebagai sosok yang kuat. Sosok yang mau berjuang demi
orang-orang yang dicintainya. Meskipun badai cobaan begitu banyak menghantam hidupnya
namun tak pernah mengurangi semangatnya untuk berjuang demi kehidupan yang
harus ditanggung. Kepergian seseorang dalam hidupnya tanpa adanya kepastian dan
kabar yang jelas, membuatnya kalang kabut mencari segala upaya untuk berjuang
hidup.
Tak peduli apa kata orang tentang kehidupannya saat ini, yang penting segala usaha yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang halal. Itulah prinsipnya. Dan prinsip itulah yang ingin aku pegang pula dari hidupku. Belajar dari keteguhan hatinya untuk terus berjuang terkadang mampu menjadi motivasi penting dalam diriku agar aku dapat terus tegar menghadapi hidup. Terkadang kenyataan memang tak selalu seperti yang diinginkan. Namun kenyataan itulah yang menempa kita menjadi intan permata yang indah. Kenyataan yang mampu membuka mata kita bahwa kita harus terus berlari melalui berbagai aral rintangan kehidupan hingga pada suatu titik dima akita kembali ke pangkuan Sang Pencipta.
Tak peduli apa kata orang tentang kehidupannya saat ini, yang penting segala usaha yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang halal. Itulah prinsipnya. Dan prinsip itulah yang ingin aku pegang pula dari hidupku. Belajar dari keteguhan hatinya untuk terus berjuang terkadang mampu menjadi motivasi penting dalam diriku agar aku dapat terus tegar menghadapi hidup. Terkadang kenyataan memang tak selalu seperti yang diinginkan. Namun kenyataan itulah yang menempa kita menjadi intan permata yang indah. Kenyataan yang mampu membuka mata kita bahwa kita harus terus berlari melalui berbagai aral rintangan kehidupan hingga pada suatu titik dima akita kembali ke pangkuan Sang Pencipta.
Aku senang
menyebutnya dengan sebutan single factor karena bagiku itulah sebutan yang
tepat kuberikan untuknya. Terkadang aku merasa berdosa karena aku terlalu mudah
menghamburkan uang padahal aku tahu perjuangan beliau untuk mendapatkannya tak
semudah yang aku lakukan untuk menghabiskan uangku untuk berbelanja hal-hal
yang aku ingini dan bersifat kepuasan semata.
Dan bila kau memutar memori kehidupan ini, aku menyadari betapa banyak aku mengecewakannya. Namun kutahu dia tak pernah sedikitpun mengungkit rasa kecewanya. Justru rasa bangga yang selalu dia tunjukkan kepada orang-orang di sekelilingnya karena memilikiku. Sebuah permata dalam hidupnya yang dianggap telah menorehkan prestasi dan mengangkat harkat martabat kami. Padahal seandainya ia tahu aku tak seindah dalam bayangannya. Aku seringkali melalaikan kewajiban utamaku sebagai mahasiswa. Aku merasa mulai kurang serius dengan akademikku. Tetapi, saat aku merasa aku patah semangat dan putus asa dengan banyaknya beban akademik yang harus aku jalani, aku mencoba mengingat sketsa wajahnya dalam pikiranku dan itulah yang membangkitkan semangatku untuk kembali memupuk cita-citaku.
Dan bila kau memutar memori kehidupan ini, aku menyadari betapa banyak aku mengecewakannya. Namun kutahu dia tak pernah sedikitpun mengungkit rasa kecewanya. Justru rasa bangga yang selalu dia tunjukkan kepada orang-orang di sekelilingnya karena memilikiku. Sebuah permata dalam hidupnya yang dianggap telah menorehkan prestasi dan mengangkat harkat martabat kami. Padahal seandainya ia tahu aku tak seindah dalam bayangannya. Aku seringkali melalaikan kewajiban utamaku sebagai mahasiswa. Aku merasa mulai kurang serius dengan akademikku. Tetapi, saat aku merasa aku patah semangat dan putus asa dengan banyaknya beban akademik yang harus aku jalani, aku mencoba mengingat sketsa wajahnya dalam pikiranku dan itulah yang membangkitkan semangatku untuk kembali memupuk cita-citaku.
Kini, aku
telah cukup dewasa untuk mengerti apa yang sedang terjadi dengan kami. Mungkin aku
tak bisa membantu banyak karena seringkali aku merasa jatuh pula dengan masalah
yang harus kami hadapi dan justru aku
lebih melihat ketegaran dalam dirinya. Namun aku ingin menunjukkan bahwa aku
mampu membuatnya bangga dan aku sungguh mencintainya. Tak pernah kubayangkan
apabila di suatu hari nanti aku akan kehilangan sosok berharga di hidupku. Aku tahu
hidup dan mati manusia telah diatur di tangan Yang Maha Kuasa. Tapi aku selalu
memohon kepadaNya agar aku diberi waktu lebih lama untuk menghabiskan sisa
hidupku bersamanya agar aku bisa membahagiakannya. Meskipun tak mampu membalas
semua pengorbanan yang telah dilakukannya. Aku hanya mencoba untuk selalu
memberikan yang terbaik untuknya.
Mama, aku
mencintaimu sebagai sosok paling berharga dalam hidupku setelah Tuhanku. Dan kaulah
“single factor”ku. Pejuang sejati bagi hidupku. Terima kasih untuk segala hal
yang telah kau korbankan bagi hidupku. Semoga aku dapat membahagiakanmu dan
menemanimui hingga hembusan nafas terakhir dalam hidupmu.
Komentar
Posting Komentar