KEMAHASISWAAN ITB DARI SUDUT PANDANG SEORANG KETUA HIMPUNAN



Himpunan menurut Nyoman adalah salah satu basis pendukung KM ITB. Gerakan KM ITB sangat dibantu oleh keberadaan himpunan karena mereka dapat memberikan aspirasi bagi keberjalanan KM ITB dan mempengaruhi pergerakan kampus yang dinamis. Namun belum tentu keinginan dari kabinet ini terealisasikan dengan baik sehingga membentuk suatu sistem organisasi yang ideal di KM ITB. Banyak himpunan yang memiliki fokus pergerakan masing-masing, ada yang ingin bergerak secara internal untuk memperbaiki kondisi di dalam himpunan namun ada juga yang telah sadar bergerak ke sisi eksternal dan membantu KM ITB, serta fokus-fokus lain yang dimiliki himpunan.

Saat ini penulis ingin membahas peran dua himpunan di ITB berdasarkan sudut pandang masing-masing ketua himpunan. Pertama, penulis ingin membahas kondisi kemahasiswaan ITB dari kacamata IMG (Ikatan Mahasiswa Geodesi) dan partisipasinya di terpusat KM ITB. Menurut Kemal, yang saat ini mendapat amanah sebagai ketua IMG ITB, kemahasiswaan dalam pandangan anak IMG adalah kegiatan berkumpul, bersenang-senang di sekre dan sebagainya yang menunjukkan keaktifan mereka di himpunan. Namun itu hanya padangan sekilas secara fisik tentang kondisi mahasiswa saat ini yang intinya hanya mencoba mencari kesenangan dan kepuasan dirinya. 

Akan tetapi, kemahasiswaan bukan hanya sekedar aktivitas tersebut, kemahasiswaan dapat melambangkan partisipasi mahasiswa dalam organisasi terpusat KM ITB dan di organisasi yang dijalani. Namun Kemal melihat partisipasi mahasiswa sekarang memang masih minim dan belum banyak yang peduli untuk bergerak ke KM ITB. Sebab mahasiswa belum dapat melihat urgensi keaktifan di KM ITB. Hal tersebut juga terbukti dengan salah satu tindakan IMG untuk tidak mengirim senator ke kongres karena merasa masalah di KM ITB sudah terlalu banyak dan IMG tidak ingin menambah masalah dan merasa perwakilan lembaga tidak hanya berupa senator namun dapat saja melalui badan pengurus eksternal. IMG lebih memilih untuk memperhatikan dahulu kondisi di dalam himpunan. Ketidakaktifan di kongres juga belum dapat menjadi indikator IMG tidak peduli dengan masalah terpusat.

Lalu apabila dilihat dari pandangan seorang ketua HMS, yang akrab disapa Majid,  mahasiswa sekarang adalah mahasiswa yang egois yang hanya mementingkan masalah-masalah internal lembaga namun tidak mau meperhatikan keberadaan eksternal/ di luar lembaganya. Padahal mahasiswa perlu membangun rasa kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi di sekitarnya. Seharusnya himpunan dapat menjawab masalah tersebut melalui peran mahasiswa untuk bergerak keluar. Jangan sampai himpunan justru mengekang mahasiswa untuk aktif bergerak ke luar dan berbagi manfaat. 

Selain itu, untuk menunjang gerakan mahasiswa keluar perlu didukung dengan keprofesian yang dimiliki. Tiap lembaga sudah seharusnya menyadari potensi, posisi dan peran himpunan untuk KM ITB. Sementara itu, di HMS sendiri, peran yang dapat dilakukan bagi KM ITB adalah mendorong pergerakan untuk meyalurkan aspirasi massa HMS secara bottom up. Akan tetapi untuk penyaluran informasi isu, HMS cenderung lebih menunggu adanya informasi dari terpusat dan kurang tanggap dalam mencari informasi.

Dari tulisan ini, dapat terlihat pemikiran setiap himpunan terkait kemahasiswaan dan KM ITB. Perbedaan kedua sudut pandang tersebut dipengaruhi oleh tujuan masing-masing himpunan.  Sehingga apabila KM ITB ingin bergerak bersama maka harus ada visi bersama dari himpunan yang memang bertujuan untuk menyatukan KM ITB. Keanekeragaman pemikiran jangan sampai menjadi limitasi/batasan bagi himpunan untuk membantu pergerakan KM ITB.

“Jadikanlah heterogenitas sudut pandang himpunan sebagai suatu semangat besar untuk dapat mempersatukan KM ITB seperti layaknya Indonesia yang bersatu dengan keanekaragaman budaya. Ingatlah semboyan luhur bangsa kita, Bhinneka Tunggal Ika.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEMAHASISWAAN ITB DI MATA NYOMAN ANJANI: SANG PEMIMPIN PERGERAKAN MAHASISWA ITB

YAKIN BERHIJAB?

PENGORBANAN SELALU MEMBUTUHKAN HARGA