KEMAHASISWAAN ITB DARI SUDUT PANDANG SEORANG SENATOR



Sosok yang ingin penulis kenalkan kali ini adalah senator Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika (TERRA), Rama. Menurutnya, kemahasiswaan sekarang lebih bergerak sesuai keilmuan masing-masing meskipun ada gerakan untuk bekolaborasi antarkeilmuan namun tetap saja ada upaya untuk menjaga gerakan sesuai keilmuan masing-masing. Padahal mahasiswa jurusan bisa membuat karya, baik gerakan/aksi, produk, ataupun pengabdian masyarakat serta sikap yang tidak terbatas pada keilmuan mereka saja. Misalnya, himpunan dapat melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang tidak hanya bergerak sesuai keilmuan mereka yang terpenting adalah tujuan untuk berbagi manfaat ke masyarakat dengan ikhlas. Jangan sampai motivasi untuk membantu terbatas dengan bidang keilmuan mahasiswa.
Kemudian mengenai kondisi kemahasiswaan sekarang, menurutnya mahasiswa sekarang adalah mahasiswa yang benefit oriented dan study oriented. Hanya sedikit mahasiswa yang memiliki keinginan untuk berpartisipasi menyuarakan aspirasi ke organisasi terpusat KM ITB. Hanya mahasiswa yang aktif dalam organisasi  mungkin yang peka dengan kondisi KM ITB. Menurut istilahnya, mahasiswa kini hanya berpikir untuk mengenyangkan perut sendiri, yang didefinisikan sebagai pencarian atas kepuasan bagi diri sendiri dan sesuatu yang menyenangkan dan hanya bermanfaat baginya. Terlebih sebagian himpunan disadari memang masih terfokus pada kesibukan internal. Sebab masih banyak pemikiran untuk memperbaiki kondisi himpunan sendiri, kemudian kalau sudah baik kondisinya, baru bergerak keluar.

Lalu, apabila dilihat dari kondisi kongres sekarang, ia menilai kondisinya sudah semakin tidak ideal untuk mengawasi keberjalanan sistem yang ada di KM ITB. Para senator sudah mulai merasakan kejenuhan dan hanya mengejar cepat dan ingin fokus pada kehidupan masing-masing. Kemudian pengambilan keputusan atau kebijakan dari kongres juga dirasa “kurang menggunakan hati”. Para senator terlalu menjunjung idealisme berdasarkan landasan filosofis dari AD/ART dan Konsepsi KM ITB namun kurang memperhatikan objek dari kebijakan, yaitu mahasiswa ITB itu sendiri. 

Seharusnya kongres perlu melihat kondisi eksisting di lembaga masing-masing karena isu partisipasi mahasiswa dan lembaga masih menjadi isu klasik yang selalu ada dalam bahasan kongres. Selain itu, pengambilan keputusan terlalu lambat dan berhati-hati atau kurang bisa menjadi risk taker karena terlalu melihat banyak pertimbangan sehingga kabinet juga sulit bergerak cepat. Namun porsi salah juga sepenuhnya tidak berada pada pengawas sistem. 

Sang eksekutor, yaitu kabinet pun memiliki human error  sebagai pelaksana program. Sehingga timbul pemikiran bahwa kongres memperlambat kerja kabinet dan tidak ada keselerasan antara kabinet dan kongres. Senator yang menjadi perwakilan lembaga juga tidak semuanya dapat merepresentasikan aspirasi lembaga. Terkadang, bagi aspirasi yang butuh respon cepat, senator hanya menggunakan aspirasi sendiri karena tidak semua senator berperan aktif di kongres. Ada juga yang hanya datang ke kongres dengan membawa badan saja atau hanya absen dan cenderung apatis mendengarkan pendapat senator-senator lain. Rama berharap ke depannya KM ITB jangan hanya berorientasi pada keprofesian atau menjadi seorang akademisi saja namun bisa menjadi agen perubahan bagi masyarakat dan membantu masyarakat untuk dapat berbagi manfaat.

“Arogansi terhadap keprofesian masing-masing hanya dapat menimbulkan kesombongan akan keilmuan masing-masing. Kalau memang ingin berbagi dan mengabdi bagi masyarakat, ya lakukan saja selama motivasinya benar. Mahasiswa jangan hanya mencari benefit untuk diri sendiri tapi juga harus dapat berbagi benefit bagi organisasi dimana dia berada.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEMAHASISWAAN ITB DI MATA NYOMAN ANJANI: SANG PEMIMPIN PERGERAKAN MAHASISWA ITB

YAKIN BERHIJAB?

PENGORBANAN SELALU MEMBUTUHKAN HARGA