JIKA CINTA TAK MEMANDANG AGAMA,

Jika cinta tak memandang agama,
tak perlu ada pertentangan pendapat antara orang tua dan anak
Jika cinta tak memandang agama,
tak perlu dapat penolakan dari KUA
saat dua orang berbeda menginginkan pernikahan
Atau bahkan mereka tak perlu membayar mahal
untuk dapat dinikahkan
Toh bukankah memilih pasangan adalah hak setiap individu
dan menikah dengan orang yang dicintai
adalah hak setiap insan untuk bahagia

Lalu, apakah yang salah dengan perbedaan?
Bukannya Indonesia adalah negara yang sangat menghargai pluralisme
sehingga dia berani membuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Tapi, kenapa orang-orangnya sangat sensitif dengan hal ini?
Perbedaan dianggap sebagai sesuatu yang tabu
Khalayak akan menentang, bahkan mengucilkan
ketika dua orang berbeda bersatu
Dimanakah letaknya HAM?

Tuhankah mereka sehingga dapat menghukum cinta yang berbeda adalah salah
Jika agama yang menyatakan ini salah
Bukankah penafsir agama selama ini pun manusia
Lalu dimana letak kebenaran yang mutlak tentang perbedaan?
Kepada siapa seorang dapat mencari kebenaran yang mutlak?
Atau mungkinkah semua hanya tanya
yang takkan pernah ada jawabnya di dunia
Jika memang semua ini ada jawabnya,
mungkinkah manusia harus menunggu 
untuk bertemu dengan Tuhan di surga nanti
dan menanyakan padaNya kebenaran ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEMAHASISWAAN ITB DI MATA NYOMAN ANJANI: SANG PEMIMPIN PERGERAKAN MAHASISWA ITB

YAKIN BERHIJAB?

PENGORBANAN SELALU MEMBUTUHKAN HARGA