MENIKMATI INDONESIA : MANADO (BAGIAN 1)

14 Juli 2014. Salah satu momen paling berkesan dalam hidupku. Terima kasih kepada Tuhan yang memberikanku kesempatan untuk menikmati salah satu karunia ciptaanNya yang Maha Besar. Menikmati suatu perjalanan menggunakan teknologi transportasi modern yang mampu melaju pada ketinggian ribuan kaki di atas permukaan air laut. Menikmati hijaunya tumbuhan yang masih tersisa dari atas yang terbentang berbatasan dengan suatu garis biru yang memisahkannya dengan cakrawala air. Hanya rasa takjub yang terus menggumam dalam hati. Meskipun kadang aku merasa tak mampu menahan rasa paranoidku terhadap ketinggian. Tapi aku tak kehilangan secuil pun perasaan kagum dan gembira.

Kerja praktek yang kurasa membosankan awalnya. Kini aku telah menemukan sensasinya. Entah ini salah atau benar karena aku mungkin dapat dianggap sebagai seorang pemakan uang negara. Tapi toh disini aku bukan hanya berjalan-jalan. Biarkanlah mereka berkata apapun tentang perjalananku, ini duniaku dan aku menikmatinya meskipun di luar ada yang tak menikmati.
Menikmati penerbangan pertama dengan sedikit rasa cemas

Kini aku melihat betapa pikiranku semakin terbuka tentang negeri ini. Sisi hidupku yang selama ini lebih banyak didominasi untuk melihat berbagai kepelikan persoalan bangsa dan beragam pergerakan yang dilakukan teman-temanku sebagai mahasiswa. Aku mensyukuri pemandangan baruku tentang Indonesia. Pemandangan alam negeriku yang ternyata sungguh membuat hati ini berdecak kagum dan hanya bisa terus memanjatkan syukur kepada Dia Sang Pencipta yang membuat segalanya menjadi indah. Pemandangan yang tak lagi hanya berkutat mengenai kemacetan, korupsi, demo, pilpres, revisi Undang-Undang dan sebagainya.

Manado. Kota kedua dimana aku telah menginjakkan kaki di luar Jawa. Kota yang memanjakan mataku dengan keindahan alamnya, seperti Bunaken, ataupun dengan hiruk pikuk sosial budayanya. Baru satu hari aku meletakkan ragaku di kota ini, tapi rasanya aku ingin terus mencari tahu segala sisi-sisi kehidupan kota ini. Entah alam, bangunan atau bahkan manusianya. Pengalaman baru memang membuatku selalu penasaran.


Lebih bangga lagi karena aku mendapat kesempatan menikmati eksotisme alam Bunaken. Keindahan taman bawah laut yang konon katanya mencuri perhatian banyak orang. Tak hanya penduduk Indonesia, namun juga masyarakat luar. Dan aku telah membuktikannya. Sekali lagi aku hanya bisa berkata, sungguh luar biasa ciptaanMu ya Tuhan. Aku hanya bagian kecil dari kehidupan yang Kau ciptakan dan dapat menikmati bagian-bagian yang lebih besar dari ciptaanMu lainnya.

Menikmati perjalanan dengan kapal sembari melihat biru air laut, gunung yang membentang di kejauhan di bawah garis-garis cakrawala langit dan sang fajar yang tampak ingin mengistirahatkan dirinya di sisi barat. Lalu, aku juga dapat memandang takjub berbagai biota laut yang membentang di Taman Bawah Laut Bunaken ataupun menikmati eksotisme palung laut. Sungguh hal-hal baru yang menakjubkan bagiku. Apalagi aku seorang yang sangat terbatas sebagai mahasiswa yang belum tentu mampu membiayai perjalanan sendiri menikmati semua keindahan ini.



Eksotisme sunset di Laut Bunaken


Selamat datang di dermaga Pulau Bunaken Tua

Dan sekarang aku akan memulai hari keduaku di kota ekowisata ini. Rasanya aku ingin kembali menambah wawasan budayaku tentang Manado. Aku tertarik untuk mempelajari manusianya. Fenomena sosial kota yang selalu punya ciri khas berbeda di setiap daerah dan aku ingin tahu keunikan manusia kota ini.

Seorang bapak awak kapal yang mendeklarasikan mendukung Jokowi. Awal fenomena sosial yang unik kutemui.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YAKIN BERHIJAB?

KEMAHASISWAAN ITB DI MATA NYOMAN ANJANI: SANG PEMIMPIN PERGERAKAN MAHASISWA ITB

EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEBAGAI BENTUK PENJAJAHAN KAPITALIS ASING DI ERA MODERN